Senin, 14 September 2009

Foto Rihlah 1



Wah Gaul



Kok Do Gitu Ya?

Maerokoco Miniatur Jawa Tengah

Kabupaten Semarang merupakan ibukota provinsi. Memberikan banyak pilihan tempat yang layak untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Maerokoco. Sebagai miniatur seluruh kabupaten yang ada di Jawa Tengah.
Minggu pagi kami berkumpul di kampus. Menyewa bus berpintu satu yang cocok dengan ukuran kantong dan tak banyak penumpang. Tidak menjadi berat bagi kami. Karena warga kelas jurusan tafsir hadits hanya 23 mahasiswa.
Inti dari rekreasi inilah mempererat tali silaturrahim dan ingin mengetahui tempat wisata yang ada di sekitar Semarang. Rute yang kami tempuh mulai Maerokoco, MAJT (Masjid Agung Jawa Tengah) dan Masjid Kauman Baitur Rahman dan berakhir di Simpang lima.
Dengan mengeluarkan uang lima ribu rupiah kita sudah bisa menikmati Taman Mini Jawa Tengah. Terletak di kawasan PRPP.
Kami mulai berpose di depan rumah adat sesuai asal kabupaten masing-masing. Tidak hanya rumah adat saja yang ada. Ada juga sebagian ciri khas dari kabupaten masing-masing. Seperti miniatur Gua Wareh yang ada di samping rumah adat kabupaten Pati. Ditambah di dalam tiap rumah adat tersebut ada penjual kerajinan hasil dari kabupaten masing-masing. Namun, ada yang disayangkan dari Puri ini, ada berbagai macam fasilitas yang tak terawat dan butuh perhatian dari pihak pengelola.
Puas dengan keindahan masing-masing kabupaten yang ada. Kami melanjutkan perjalanan menuju MAJT. Di sana kami mengadakan doa bersama, dengan dipimpin salah satu teman kami. Doa ini kami panjatkan guna mempertahankan tali silaturrahim yang sudah terbina hingga kelak dapat dikenang.
Wisata religius tidak sempurna jika meninggalkan kunjungan ke Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah yang berada di menara masjid. Dengan membayar uang tiga ribu kita dapat mengetahui isi museum yang berada di lantai dua dan tiga. Dengan menggunakan lift kami menuju puncak menara untuk mengetahui keindahan dari ketinggian 99 meter.
Perjalanan kami berakhir di masjid Kauman Baitur Rahman. Yang rencana makan malam lesehan di simpang lima gagal. Sebab sebagian teman-teman sudah capek dan ada yang mengeluh saking penatnya.
Akhirnya kami kembali ke Ngalian dengan wajah kuyu. Namun, dalam hati kami merasa puas dan senang melakukan rihlah (perjalanan) selama satu hari bersama teman satu kelas dari bangku kuliah.

REFLEKSI PUASA RAMADHAN 1430 H

Kekuatan yang dibangun dalam bulan Ramadhan agak berbeda dengan bulan lainnya. Tak ayal banyak orang yang beribadah lebih tekun. Dengan beri’tikaf di masjid, mengkhatamkan Al-Qur’an, dan berbagai macam ibadah ghairy mahdhah lainnya. Saking mulianya bulan ini, orang puasa yang berniat tidur akan mendapat pahala. Hal ini menjadi alternatif bagi mereka yang tak beribadah ghairy mahdhah.

Banyak pondok pesantren yang membuka pengajian. Posonan istilah yang terkenal di kalangan santri. Banyak manfaat yang dapat dipetik mengikuti kegiatan ini.

Berbagai macam kitab yang dijadikan kitab untuk dibaca. Walau tak sampai dikaji, kita dapat mengkajinya lain waktu.

Ramadhan menjadikan kita lebih sehat, jasmani, ruhani dan hati. Menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga semua amalan yang kita kerjakan selama ini menjadikan simpanan dalam pundi-pundi yang akan kita dudah di hari akhir.

Tak hanya itu LAILATUL QODR yang diimpikan tiap muslim semoga dapat atau telah kita raih. Dengan beribadah dalam LAILATUL QODR secara logika kita telah beribadah selama 83 tahun lebih. Inilah yang menjadikan angan tiap muslim. (lihat S. Al-Qodr) Ditambah sekarang umur kita berapa. Tak hanya itu bagimana dengan bulan Ramadhan yang lalu.

Namun, sekarang tinggal minggu terakhir Ramadhan. Tak terasa sudah kita akan mengakhiri Ramadhan ini. Dengan segala kemauan yang kita cita-cita harus kita laksanakan.

Tak lupa terucap mohon ma’af lahir batin pada orang tuaku tercinta, saudara, tetangga, semua teman, asatidz, dan relasiku.

SELAMAT IDUL FITRI 1430 H.

MOHON MA’AF LAHIR BATIN.